Minggu, 31 Januari 2010

Surga yang Tertutup

Minggu, 31 Januari 2010





Siapa aku jika menolak masuk ke dalam istana surga. Penuh dengan keindahan, di mana sungai mengalir dengan beraneka rasa. Di mana batu permata menjadi jalan bagiku. Di mana buah-buah segar dapat langsung kupetik. Di mana suara merdu terdengar bernyanyi.

Aku memang ingin bisa pergi ke surga suatu saat nanti. Tapi apakah aku bisa, itu yang menjadi satu pertanyaannya. Entahlah, yang pasti aku akan terus berusaha untuk itu. Bagaimana dengan kalian, aku tidak tahu.

Aku berjalan di antara dinding yang memisahkan siang, dan malam. kesenangan, dan kesedihan pun juga terpisah. Dan tahukah kamu, aku berada dalam penjaraku sendiri. Sebuah penjara yang aku ciptakan dari tulang-tulang yang aku kumpulkan. Di mana dindingnya bercat darahku sendiri. Di mana jendelanya adalah air mataku.

Aku masih di sini, di atas kakiku sendiri. Dan aku terus saja berkeliling, melihat kalian yang selalu tertawa dalam kesenangan. Kalian salah, lihat aku di sini. Aku menitikan air mata untuk meminta maaf, aku berkeringat untuk mendekat, dan aku bersujud untuk memuja. Sedangkan kalian, hanya diam, dan tertawa saja. Buka mata kalian, lihatlah aku di sini.

Aku yakin saat tiba waktuku nanti, aku akan lebih baik dari kalian yang menjerit dalam siksa. Dan aku bersenang-senang dalam istanaku sendiri.

Waktu bagiku sudah dekat. Aku bisa rasakan itu, kemarilah lihat aku yang tersenyum. Ikuti aku yang terus memuja. Dan kalian akan bersamaku di surga nanti.

Oh..., Tidak...

Aku salah, aku kalah. Surga tertutup bagiku. Tidak ada kesenangan seperti yang aku harapkan. Tidak ada sungai yang berair susu untukku. Kenapa ini, aku sudah lebih dalam melakukan semua kewajibanku. Aku tiada berhubungan dengan dunia luar. Aku selalu bersimpuh dalam malam, pagi, dan siangku. Waktuku habis untuk memuja-MU. Tapi aku di sini bersama mereka yang selalu tertawa, yang berbaju dunia. Oh..., Kenapa ini.

Ya..., semuanya sudah jelas bagiku. Aku melakukan kesalahan. Aku salah dalam bertindak. Maafkan aku, ijinkan aku kembali. Akan aku rubah semuanya.

Ternyata apa yang telah aku lakukan salah. KAU memang ingin aku, kami, mereka menyembahmu. Tapi bukan berarti kami harus berlaku sombong, bukan berarti kami melupakan mereka yang kelaparan di sebelah kami, bukan berarti kami harus menutup kuping saat ada yang berteriak kebenaran.

Ya..., aku salah. Aku lupakan dia, temanku, tetanggaku yang menjerit karena laparnya, sedangkan aku mempunyai sesuatu untuk menolongnya. Aku lupakan semua yang hidup di lingkunganku. Tiada kusapa, dan kucintai. Aku begitu asik dengan duniaku sendiri. Aku selalu merendahkan semua orang, dan menganggap aku yang terbaik, padahal aku yang buruk. Karena nafsu masih ada dalam diriku.

Aku kalah..., aku salah, dan surga tertutup untukku.

0 komentar: